Kamis, 26 November 2015

Masuk Dunia Perevisian



Pertengahan November.
Biasanya hanya berkutik dengan kuis dan UTS. Ya, kami mahasiswa.

Beda halnya dengan tahun ini, masuk semester 7, semester yang kata mereka t*a.

Lagu "kapan seminar", selalu berdendang, membangunkan tidur nyenyak. Membangunkan mimpi indah. Keluhku, entah mereka.

Harus begitu cepatkah? masuk ke dunia supersibuk, tidur malam, begadang, tumpukan paper, jurnal, perpustakaan. Aaah, lihat betapa malasnya manusia ini.

Tujuan menulis satu buku, kita sebut skripsi. Dia sudah masuk daftar utama. Aku? entah bagaimana harus memulai.

Dalam Buku Paduan Skripsi oleh Farid Hamid, S.Sos., M.Si dan Drs. A. Rachman, M.M., M.Si. skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.

Yah, untuk masuk dalam kategori skripsi banyak cobaan yang menghadang.



Judul? betapa susahnya mencarimu 

Bimbingan? aaah wajib menunggu, kalian tahu apa itu menunggu haha

Bab I? hai kisanak, sudahkah mencari informasi bagaimana cara mewujudkan judulmu? apa yang diperlukan?

Bab II? hai.. selesaikan itu judulmu.


Bab III IV V ? Sekian dan terimakasih.


Sampai negara api menyerang, tak bisa dilakukan sebelum itu judul jelas mau dibawa kemana.

aaah berikan semangat manusia  ini untuk memulai. Sesemangat emak-babe memberikan beasiswa ke manusia ini.

Berikan pencerahan. Secerah pagi yang diintip matahari.

Semangat memulai, semangat mengerjakan !!
Semangat buat kamu yang di sana , haseeek .

Berdoa, minta restu orang tua.

Berusaha !!!
Semoga...

Minggu, 03 Mei 2015

seperti mereka



Merasa iri akan sesuatu sedang melandaku.

Menjadi orang yang bisa menuangkan segala ekspresi kegembiraan ekspresi kesedihan dan dibuat apik dalam sebuah tulisan. Sebuah kombinasi abjad.

Itu mauku.

Ini bukan tentang demam karena kemaren. Yaps, 2 Mei 2015, di Universitas Lampung kedatangan penulis muda asal Bandar Harapan, Lampung Tengah.

Cerita sedikit ya :-D

Kak Azhar Nurun Ala dan sang istri Mba Vidia Nuarista mengisi acara di salah satu lembaga kampus di Unila.
Buku-buku karya Kak Azhar sengaja ku bawa, dan alhasil dapet tandatangannya. Seneng.

Ja(t)uh, Tuhan Maha Romantis, Seribu Wajah ayah

Sesi foto dengan keduanya dimulai, harus nunggu lama dan hasilnya cukup memuaskan.

                                                Tukang poto : Nafilata Pd

Ada juga yang foto pakek hape Kak Azhar dan di upload loh :-D
Kurang, masih kurang.
Mau lagi.

Sekian.....


Jelas bukan. Hanya saja, dengan datangnya kakak satu itu, keinginan untuk menjadi seperti mereka semakin memanas.

Bagaimana menjadi mereka? Apa mereka juga pernah merasa ingin menjadi seseorang yang mereka mau? Tidak, bukan menjadi tapi ingin seperti. Dengan keahlian masing-masing, dengan tulisan masing-masing.

Ah, demam ini begitu menggigil.

Mereka begitu dingin dalam merangkai kata. Oh... kenapa begitu mudah bagi mereka?




Kamis, 02 April 2015

Kedahsyatan Semester Ini

Satu bulan genap aku menghabiskan semester baruku.
Rasanya dahsyat, sangat mengesankan.
Seperti rasa kwitaw rebus di pojok kampusku. Mengenyangkan.

Rasa baru, situasi baru jelas  aku dapatkan. Lelah mengerjakan proyek
** (kp) yang tak kunjung kelar. Lelah dengan matakuliah-matakuliah yang tak juga mengerti, tak juga memahami perasaan gadis ini. Dan, lelah akan beban kehidupan (aselole).

Mereka adalah trending topic di hidupku.

Ada yang bilang, dan katanya "wajar lah namanya semester tua", banyak tugas, banyak proyek.
Loh.
Semester boleh tua tapi muka?kalian percaya? Kami begitu menawan.

Matakuliah semester ini tidak banyak yang aku ambil. Hanya lima matakuliah beserta wajib dan sunahnya. Yapp, kalian tahu, banyak kosongnya, aseek kan? Gak full kuliah setiap hari.

Sedihnya.

Berdasarkan grafik perasaan mahasiswa, di semester ini tidak ada keseimbangan antara titik x dan titik y, sehingga grafik yang ditimbulkan tidak berbanding lurus. Harusnya x=y, akan tetapi nyatanya tidak.

Begini jelasnya.
Matakuliah yang diambil sedikit, tapi tugas yang ada luar biasa. Mengenyangkan, lagi-lagi kayak kwitew rebus pojok kampus. Super deh. Cocok banget buat bekal di masa depan.

Tapi, apa mau dikata. Hanya, "ya sudahlah, maju jalan!".

Semua pilihan dan keputusan  dibuat sendiri, so tahu donk apa konsekuensinya.

Sudah di tengah, sudah antri, dan bentar lagi bakal dapet tiket kereta gak mungkin mau puter badan.

Mau pergi kan ke tempat yang lain? :-).




Jumat, 20 Maret 2015

Minggu


Matahari menampakkan senyum
Kuning kemerah-merahan, masuk lewat celah jendela kamar
Minggu, akhirnya

Minggu,
apa kabar?
Aku kembali menemuimu
Aku kembali menghabiskan waktu denganmu
Entah siapa yang memulai
Entah siapa yang mengajak
Aku atau kamu, Minggu

Kita asik bercanda
Memberikan waktu rehat untuk kepala
Tetiba hadir pertanyaan yang sama
Siapa yang memulai?
Siapa yang mengajak?
Mungkinkah aku yang menunggu?

Aku rasa begitu

Kamis, 05 Maret 2015

Aku Penulis Sejarah

 

Aku mulai menulis sejarah. Entah sejak kapan, catatan-catatan itu ada di belakangku. Mengikutiku.


Catatan sejarahku tidak kutulis dengan rapi di bukuku. Ingatanku. Aku lebih suka random.


Aku punya hak untuk memutarnya menggunakan rekamanku. Aku juga punya hak untuk memilih bagian mana yang ingin aku putar. Berkali-kali. Atau tidak akan pernah lagi. Dalam urusan ini aku punya hak untuk memilih.


Ahaku pula yang melabeli mereka dengan tulisan tanganku. Sedih. Kecewa. Suka. Bahagia. Itu terserah denganku. Hak penuh bagiku.


Sejarahku bahagia. Inginku. Untuk sampai ke titik itu, aku harus berhati-hati dalam segala hal. Berkata, bertingkah, dan berhati-hati dengan hati. Kita yang menanam butir-butir cinta, benci, iri, dengki, dan semua tanaman hati.


Aku ingin memperindah sejarah hidupku. Tak hanya bingkai tapi rupa. Menyenangkan harus berakhir menyenangkan, bukan menyesatkan.


Kamu tahu maksudku :-)


Yang Terlupakan

Sinar matahari datang pagi ini.
Aku tahu, kamu sudah biasa melihat pancarannya di kelopak matamu. Hujan semalam, gelap semalam sudah terganti.

Kita tahu, matahari punya sejuta sinar. Matahari selalu datang, saat kita masih terlelap dalam mimpi. Aku, kamu, dan matahari. Siapa yang lebih dulu membuka mata?
Matahari datang menyapa, membuat terang.

Aku heran, kenapa ada orang yang membencinya. "Hari ini terlalu panans !."

Ahh, tak kau lihatkah kesungguhan matahari?
Tak kau lihatkah kesabaran matahari?
 Kita ada di antaranya.

Kita tak pernah melihatnya menangis bukan? Matahari pun tak pernah iri meskipun bulan di malam itu selalu di puja.
Bahkan, saat dia sabar menunggu waktu untuk bertemu dengan semesta. Bertemu dengan segala hal di bawah langit.

Tak kau ingatkah saat hujan deras melanda? Matahari akan datang menjadi kebanggaan. Kau mengakuinya bukan? Kau bahkan yang memintanya untuk datang dengan cepat.
Membuat dingin menjadi hangat.

Kau tak lupa, bukan?
Apa kau hanya mengingatnya saat kau perlu?

Sudah kuduga. Aku tahu itu.

Senin, 02 Maret 2015

Berjanjilah


Hati
Bisakah kau sepakat dengan ucapku?
Bisakah kau mendukung ucapku?
Aku tahu, kau mungkin terlalu peka, terlalu melow, bahkan mungkin mendramalisir keadaan

Untuk kali ini, bisakah kau sepakat denganku?

Tidak ada yang tahu tentang kau
Mereka hanya mendengar ucapku

Lelahku harus bergulat denganmu
Mata ini, telinga ini, melaporkan segalanya kepadamu
Ucapku, bahkan ragaku tak dapat mencegahnya

Berjanjilah, kauada dipihakku

Minggu, 01 Februari 2015

Susah Signal






Main di jejaring sosial memang mengasyikkan apalagi dengan banyak aplikasi yang bermunculan. Kesendirian dan kesepian tanpa pasangan sebut saja jomblo tak akan terasa dengan menghabiskan waktu bermain di dunia maya tersebut.


Lain hal dan  lain cerita dengan tak ada signal. Kebahagian yang dirasa tadi akan jatuh berguguran satu persatu bahkan sekaligus breeeessss.

Signal dan kuota adalah satu paket yang tidak dapat dipisahkan di masa sekarang ini. Boleh diibaratkan mereka seperti pasangan kekasih yang difavoritkan untuk menang dalam acara yang bertemakan award.

Ada signal tapi tak ada kuota. Ada kuota tak ada signal,itu adalah hal yang menyakitkan. Memang tata letak alias lokasi di mana kita berada mendukung akan kedua masalah tersebut. Ini yang dinamakan sakit pakek banget.

Jomblo, sepi, gak bisa perbukan, twiteran, instagraman, stalking fb teman, fb mantan, fb inceran, dan segala aktivitas yang bisa lo lakuin kalau koneksi gak ccd alias cacat. Itu sakit, sesak nafas banget.

Oke keluar dari kesedihan gak bisa bermain di jejaring sosial, ada yang lebih menyakitkan buat gue. Donlot.

Gara-gara udah libur semesteran, gue gak bisa merasakan lagi internetan gratis di kampus. Gue harus PKL (Praktek Kerja Lapangan). Tempat PKL gue gak jauh dari rumah. Butuh waktu 30 menit lebih banyak, untuk sampai ke tempat PKL gue. Jadi gue mutusin gue pulang-pergi dari rumah.

Gue galau.Temen-temen gue udah pada kepikiran mau buat apa di tempat PKL mereka, bahkan udah ada yang mulai nyicil dari sekarang.

Kalau gue?
Gue udah tahu masalah apa yang bakal gue ambil. Tapi, gue bingung dari mana gue mulai ngerjainnya. Bukan curhat yeee.

Susah signal inilah yang akhir-akhir ini buat gue kepikian doi (baca: signal).
Gue butuh referensi dan aplikasi yang menunjang untuk sistem yang bakal gue buat.

Gue gak nyalahin rumah gue di goa.
Dulu, di rumah gue pakek operator apa aja bisa. Lancar.
sekarang?
Operator yang terkenal mahal pun gak sanggup menandingi lokasi rumah gue.

Anehnya, rumah temen gue yang lebih masuk goa gak menderita kayak gue. Ini gak adil. Gue galau, lagi.

Mengatasi kegalauan, gue cari tahu lokasi internet gratis di daerah gue. Akhirnya gue nebeng temen kuliah di kampus dia. Gue duduk di pojokan, buka google (user dan password udah dikasih tahu) searching daftar aplikasi di buku gue yang harus di donlot.

Walau gak secepat di kampus gue (kadang cepet), bahasa anak mudanya ngebut, gue beruntung banget hari itu.
Sebelum dzuhur, gue udah dapet dua aplikasi. Agak aneh memang, dengan ukuran awal 20 MB gue donlot cepet banget selesai.

Karena udah laper, gue langsung aja tutup laptop dan cari makan sebelum gue pulang.
Lagian temen yang nebengin gue ternyata gak ada kuliah, jadi gue gak bisa menyelesaikan  daftar donlotan gue.

Firasat gue gak enak dengan hasil donlotan gue.
Di rumah gue cek lagi, bener firasat gue. Aplikasi yang gue donlot sizenya hanya 5,5 MB.

Gue sedih...
Signal, gue salah apa?



Kamis, 15 Januari 2015

Luar Biasa :-P


Kamis, 15 Januari 2015 terlihat segumpal mahasiswa sedang bersama-sama memandang komputer masing-masing menanti ujian yang sejak lama dinanti.
Mata kuliah x yang menjadi idaman akan dilakukan ujian, sebuah ujian yang keren. Ujian online, tepat pukul 20.00 WIB.

Mereka sudah siap dari tiga puluh menit sebelum terompet perang dibunyikan. Bahkan ada yang telah mempersiapkan ini jauh-jauh hari.
Bukankah itu luar biasa?
Kalian membanggakan.

Bagaimana ujian? kapan?
Jadi gak toh?
Alamatnya apa?

Dari alamat yang sama, facebook. Segumpal mahasiswa dapat melihat siapa saja teman mereka yang sedang menunggu. Kalian kompak binggo.

Beberapa yang terlihat online, yang lain gak ada tempat :-P



Pukul 20.00 WIB, kabar terdengar. Alamat untuk ujian online bergema.
Eng ing eng ... 

Cukup mudah bagi mereka untuk melakukan itu, karena apa?
karena kalian luar biasa hahahahhah

Di alamat tersebut menyebutkan bahwa ujian akan berlangsung selama satu jam saja. Dan , satu jam saja ... ku telah bisa ...
Tidak, itu waktu yang terlalu lama. 
Kalian luar biasa :-D

Dengan koneksi yang cacat, apa adanya, tak menyurutkan semangat kalian.
Beri apresiasi juga bagi mereka yang harus keluar malem untuk mendapatkan gambar garis penuh di pojok kanan bawah berbentuk segitiga pada komputer masing-masing.

Tak hanya itu, bagi mereka yang mempersiapkan jauh-jauh hari kartu yang cocok untuk melakukan ujian. Yaps, kartu  berpengaruh pada tempat di mana mereka berperang. Kaki gunung kah? Serambi gunung kah? lantai berapakah?
Bukankah ini begitu asyik?

Sekali lagi kalian luar biasa.

Sinyal dan kuota...
Terimakasih :-)







Pages